Sesuai kondratnya manusia diciptakan beragam, baik pemikiran maupun kebutuhan dan ini kemudian menjadi sebuah senjata yang kemudian disebut kepentingan.
Dalam realita sosial yang ada, setiap kepentingan tentunya membutuhkan sarana dan sarana itu cenderung mengutamakan unsur kekuasaan, baik itu yang bersifat sementara maupun yang bersifat jangka panjang.
Adanya kepentingan adalah salah satu dinamika gerakan yang mutlak akan ada dan berkembang, setiap kepentingan cenderung bersikap memaksa karena hal ini adalah tuntutan kebutuhan.
Ketika seseorang terlibat dalam sebuah gerakan, tentunya ia mempunyai satu kepentingan sendiri walaupun ia pada dasarnya mengakui bahwa kepentingan bersama-lah yang harus terlebih dahulu diutamakan. Namun, ketika situasi dan kondisi memungkinkan kepentingan individu itu untuk dipenuhi terlebih dahulu maka kecenderungan yang muncul adalah individualisme dalam gerakan.
Jika memang prospek kepentingan itu dimaksudkan dalam jangka panjang, maka gerakan akan senantiasa terjaga dengan baik, namun jika kepentingan itu bersifat sementara dan sesaat maka gerakan akan terancam. Karena sifat manusia akan cenderung cepat puas diri, ketika tujuan dirinya sendiri sudah tercapai, ia akan cenderung meminggirkan diri dari gerakan bersama untuk menjaga agar hasil kepentingan pribadinya tetap terjaga, dan hal ini tidak menutup kemungkinan ia malah akan meninggalkan gerakan dengan membawa kemenangan pribadinya tersebut.
Untuk menjaga dinamika gerakan atas unsur kepentingan individu tersebut maka diperlukan adanya pemahaman kepentingan dari pemimpin gerakan, karena hal ini menjadi syarat akan keutuhan tujuan gerakan.
Kepentingan adalah bagian dari latar belakang individu dalam gerakan, dan pimpinan gerakan sebagai front terdepan baik dalam ide maupun teknis gerakan harus mengambil sikap tegas atas kepentingan-kepentingan yang muncul, jangan sampai sikap-sikap anti-patriotis gerakan muncul karena unsur kepentingan pribadi seperti yang dijelaskan diatas.
Langkah konkretnya adalah, pimpinan gerakan :
Pertama, harus tahu siapa anggotanya, dari mana ia berasal baik itu backround organisasi awalnya maupun iklim keluarganya dari faktor ekonomi, agama sampai kepada faktor psikologis;
Kedua, pimpinan gerakan harus mengetahui apa kepentingan tiap anggotanya, minimal alasan kenapa ia terlibat dalam gerakan;
Ketiga, pimpinan gerakan harus tahu langkah apa saja untuk menghambat pemenuhan kepentingan pribadi anggotanya sebelum kepentingan gerakan tercapai secara utuh, namun pimpinan gerakan harus melakukannya dengan tidak mencerminkan sikap otoriter yang malah akan menjadi bomerang bagi keharmonisan gerakan, tekanan lewat mekanisme demokrasi dalam sebuah forum bersama dibawah kendali pimpinan gerakan adalah solusi yang tepat terhadap permasalahan ini.
sumber : http://deniborin.multiply.com/journal/item/19
sumber : http://deniborin.multiply.com/journal/item/19
Tidak ada komentar:
Posting Komentar