Saat ini bagi kita yang tinggal di ibu kota Jakarta mungkin sudah tidak asing mendengar kata kepadatan dan mungkin kita juga sudah terbiasa dengan situasi yang padat, karena ibu kota Jakarta adalah tremasuk kota yang padat penduduk, lebih kanjut lagi membahas mengenai kepadatan maka kita ketahui dulu apa arti dari kepadatan itu sendiri.
I. Pengertian Kepadatan
Menurut salah satu tokah psikologi bernama Sundstom kepadatan adalah sejumlah manusia dalam satu unit ruangan atau sejumlah individu yang berada di suatu ruangan atau wilayah tertentu dan lebih bersifat fisik. Dimana suatu keadaan akan dikatakan semakin padat bila jumlah manusia pada suatu batas ruang tertentu semakin banyak dibandingkan luas ruangannya.
Kepadatan juga dapat mempengaruhi perilaku manusia maupun pada kesehatan manusia itu sendiri, dimana sebagai contoh apabila kita berada didalam sebuah ruangna yang dipadati oleh sejumlah orang dengan kapasitas ruangan yang kecil maka kita pasti akan mengalami kesesakan atau rasa yang kurang nyaman, kita pasti ingin segera cepat-cepat keluar dari ruangan tersebut, selain tidak adanya kenyamanan suasana seperti ini dapat menimbulkan kecemasan serta peningkatan denyut jantung dan tekanan darah sehingga terjadi penurunan kesehatan atau peningkatan pada kelompok manusia tertentu.
Selain itu kepadatan dapat meningkatkan agresivitas pada anak-anak dan orang dewasa, serta kehilangan minat untuk berkomunikasi,kerjasama maupun motivasi untuk beraktivitas kepadatan juga dapat menurunkan konsentrasi seseorang. Namun dari hasil penelitian yang pernah dilakukan diketahui bahwa kepadatan sangat member dampak yang kurang baik, terutama pada pria , kepadatan lebih berpengaruh terhadap pria atau dapat dikatakan pria lebih memiliki perasaan negatif pada kepadatan bila dibandingkan dengan wanita dan dapat meningkatkan agresivitas mereka apabila mereka dalam kondisi yang sangat tidak nyaman.
II. Kategori Kepadatan
kepadatan itu sendiri memiliki beberapa indaktor diantaranya jumlah individu dalam sebuah kota, jumlah individu dalam daerah sensus, jumlah ruangan pada unit tempat tinggal, jumlah bangunan disekitarnya, dan lain-lain. Hal ini bahwa setiap pemukiman memiliki tingkat kepadatan yang berbeda tergantung dari kontribusi indicator-inkator yang disebutkan diatas.
Kepadatan dapat dibedakan dalam beberapa kategori, yaitu Holahan menggolongkan kepdatan menjadi dua kategori yaitu
1. Kepadatan spasial (spatial density)
Yaitu yang terjadi bila besar atau luas ruangan diubah menjadi lebih kecil atau lebih sempit sedangkan jumlah individu tetap, sehingga didapatkan kepadatan meningkat sejalan menurunnya besar ruang.
2. kepadatan sosial (social density)
yang terjadi bila jumlah individu ditambah tanpa diiringi dengan penambahan besar atau luas ruangan sehingga terjadinya peningkatan kepadatan.
Selain itu menurut Altman juga kepadatan dapat digolongkan kedalam dua kategori,yaitu
1. Kepadatan dalam (Inside density)
Yaitu sejumlah individu yang berada dalam suatu ruangan atau tempat tinggal seperti kepadtaan di dalam rumah, kamar, dan ruangan-ruangan lainnnya.
2. Kepadatan luar (outside density)
Yaitu sejumlah individu yang berada pada suatu wilayah tertentu, seperti jumlah penduduk yang bermukim di suatu wilayah pemukiman.
III. Akibat Tingginya Kepadatan
Akibat secara psikis antara lain :
a. Stres, kepadatan tinggi dapat menumbuhkan perasaan negatif,rasa cemas, stress dan perubahan suasana hati.
b. Menarik diri, kepadatan tinggi menyebabkan individu cenderung untuk menarik diri dan kuran mau berinteraksi dengan lingkungan sosialnya.
c. Perilaku menolong ( perilaku prososial), tingkat kepadatan tinggi juga menurunkan keinginan individu untu menolong atau member bantuan pada orang lain yang memutuhkan, terutama pada orang yang tidak dikenal.
d. Kemampuan mengerjakan tugas, siyuasi padat dapat menurunkan kemampuan individu untuk mengerjakan tugas-tugasnya pada saat tertentu.
e. Perilaku agresi, situasi padat yang dialami individu dapat menumbuhkan frustasi dan kemarahan serta pada akhirnya akan terbentuk perilaku agresi.
IV. Kepadatan dan Perbedaan Budaya
Menurut Koerte (dalam Budihardjo, 1991) faktor-faktor sepeti ras, kebiasaan adat istiadat, pengalaman masa silam, struktur sosial, dan lain-lainnya akan sangat menentukan apakan kepadatan tertentu dapat menimbulkan perasaan sesak atau tidak. Estein (dalam Sears, 1994) menemukan bahwa pengaruh kepadatan tinggi tempat tinggal tidak akan kterjadi apabila penghuni mempunyai sikap kooperatif dan tingkat pengendalian tertentu.
Seperti kita lihat perbedaan kepadatan dikota dengan kepadatan di desa, kepdatan penduduk dikota sudah sangat tidak membuat nyaman selain karena banyaknya penduduk namun di kota sendiri sudah banyak lahan-lahan yang digunakan sebagai gedung-gedung perkantoran, mall, dan padatnya pemukiman-pemukiman disekitarnya sehingga terkadang sudahjarang kita temukan taman-taman di ibukota ini.
Dibandingkan dengan suasana kota, suasana kepadatan di desa mungkin tidak terlalu dirasakan karena di desa masih belum dipadati oleh gedung-gedung bertingkat,perkantoran bahkan polusi sekalipun. Walaupun didesa juga padat oleh penduduk tetapi di desa masih banyak lahan-lahan luas yang member ruang gerak pada penduduknya sehingga jarang kita temukan tingkat kepadatan yang cukup tinggi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar